News / Kegiatan Provinsi
17 September 2018

Formatio Lanjut untuk 26 Suster SND: Dunia Medsos dan Digital dan Dokumentasi Visual

INI sungguh momen sangat berharga buat kami, para suster Kongregasi Soeurs de Notre Dame (SND). Ada sebanyak 26 suster SND dari kalangan medior, yunior, dan senior yang diberi kesempatan oleh Sr. Maria Monika SND dalam kapasitasnya sebagai Provinsial Kongregasi SND untuk mengikuti program literasi media.

2,5 hari full day

Kali ini, program literasi media digeber dalam 2,5 hari pelatihan, mulai dari pagi hingga malam menjelang istirahat tidur.

Materinya diampu oleh Gerakan Words2Share, sebuah komunitas gerakan literasi media dan berbagi kasih. Datang mewakili Words2Share adalah Mathias Hariyadi, Ping Royani, dan Pipit Prahoro.

Bertiga mereka mengemas program literasi media dengan judul umum yakni “Pelatihan Jurnalistik” dengan tiga materi bidang berbeda sebagai bahan pelatihan, diskusi, dan praktik memproduksi berita dalam bentuk tulisan, dokumentasi visual.

Logika bahasa

Pak Mathias sesuai kapasitasnya sebagai penulis, editor, dan wartawan bicara tentang seluk-beluk dunia media cetak, teknik penulisan, ragam bahasa tulis, dan latihan dasar mengolah ‘logika bahasa’.

“Dengan belajar memahami logika bahasa, maka para suster menjadi paham benar mesti menulis apa dan bagaimana dengan struktur kalimat baku, tepat, dan pasti benar secara gramatikal,” begitu ujarnya berkali-kali dalam sesi pelatihan ini.

Alam pikir Generasi Now

Ibu Ping yang sembari jalan-jalan ke Pekalongan mendapat sesi bicara tentang ‘dunia’ alam pikir Generasi Millenial. Ini sesuai dengan bidang dan pengalamannya selama kurang lebih sembilan tahun terakhir ini dalam upaya mendampingi kaum muda mahasiswa-mahasiswi melalui program talent scouting oleh Yayasan Bhumiksara di Jakarta.

“Alam pikir  dan pola tingkah laku generasi now saat ini diwarnai oleh apa yang disebut VUCA,” ungkapnya di atas panggung.

  • V adalah Volatility alias gambang terombang-ambing situasi dan mudah goyah dalam pendirian.
  • U berarti Uncertainty alias tidak jelas dan tidak menentu dalam bersikap.
  • C alias Complexity yang berarti rumit dan peliknya masalah.
  • Lalu, A berarti Ambiguity alias gamang, tidak bisa didefenisikan, dan absurd.

“Itu yang pertama, dan masih ada faktor kedua yakni hadirnya FAANG,” tambah Direktur Eksekutif Yayasan Bhumiksara sekaligus dosen Fakultas Ekonomi Unika Atma Jaya di Jakarta ini.

Mereka yang masuk kategori 'FAANG' itu adalah Facebook, Amazon, Apple (yang sebenarnya tidak begitu muda), Netflix, dan (Alphabet) Google.  “Mereka ini sekarang telah menjadi  ‘raja’ di Pasar Bursa Wall Street di New York, AS,” kata Ping.

Teknik syuting dan proses produksi

Sementara Pipit Prahoro bicara tentang teknik melakukan syuting video, proses editing, dan tak kalah penting merancang sebuah produksi video.

Program literasi media dengan judul “Pelatihan Jurnalistik” ini berlangsung awal Agustus di Biara Induk Kongregasi SND di Kota Pekalongan.

Sekedar mengingat kembali,  program semacam ini juga pernah saya alami waktu yunior tahun pertama. Namun ‘ilmu’ itu telah hilang seiring dengan berjalannya waktu.

“Pucuk dicinta ulam pun tiba,” begitu kesanku ketika program literasi media itu digulirkan sendiri oleh Suster Provinsial SND. Bahkan beliau sendiri juga tampil di panggung ikut memberi pelatihan dan memompa motivasi berdasarkan pengalamannya sendiri sebagai penulis dan novelis.

“Jangan menghabiskan waktu dengan memikirkan apa yang akan saya lakukan,  tetapi habiskan waktumu dengan menulis tentang apa yang terjadi ataupun apa yang sedang engkau rasakan yang dapat menginspirasi orang lain,” begitu kata Sr. Maria Monika SND memotivasi kami.

Beliau bicara nyata, yakni menulis dan menulis. Karena itulah dari tangan beliau lalu lahir sejumlah buku dan yang terakhir novel.

26 peserta suster

Peserta yangmengikuti pelatihan kurang lebih ada 26 suster dan yang lebih dominan adalah para suster yunior. Ini dengan harapan agar kami-kami yang masih muda ini bisa menjadi penerus masa depan Kongregasi SND. 

Jelas bahwa materi pelatihan literasi media ini sangat bermanfaat buat kami. Terutama ketika kami dilatih berjam-jam memahami logika kalimat dalam berbahasa dan melakukan proses produksi syuting video dengan narasumber para suster senior yang telah pensiun.

Logika bahasa

Memahami logika bahasa dipelajari dengan teknik menelisik struktur paling dasar sebuah kalimat lengkap dan benar yakni S-O-P-K(subjek, predikat, objek, dan keterangan), kalimat aktif dan pasif, kalimat transitif dan intransitif, dan kemudian pola hukum ‘menerangkan’ dan ‘diterangkan” (DM).

Hal ini memang sederhana, namun membutuhkan ketekunan dan banyak mencoba. Kami diberi kesempatan untuk maju menulis di whiteboard. Rasa kurang percaya diri membuat hati tidak nyaman dan takut untuk mencoba.  “Jangan takut berbuat salah,”begitu pesan Pak Mathias untuk memotifasi kami.

Kami diajak untuk berani keluar dari rasa kurang percaya diri ataupun takut salah.

Mempromosikan Kongregasi SND

Dunia sekarang semakin berkembang. Banyak orang berlomba-lomba mempromosikan apa yang dimikinya kepada dunia tanpa harus mengeluarkan banyak waktu, uang maupun tenaga. Bagaimana caranya agar produk kita diketahui orang?

Inilah bagian lain yang Bu Ping Royani  beberkan kepada kami. Kita jangan ketinggalan tetangga dalam mempromosikan siapa kita kepada dunia dan kepada Gereja. Apa yang harus kita promosikan adalah siapa kita sebagai Suster Notre Dame (SND) yang sedang berjuang di tengah maraknya dunia yang semakin berubah dan penuh tantangan.

Kebutuhan promosi Kongregasi dan pentingnya merawat dokumentasi visual inilah yang kemudian digarap oleh Pak Pipit dengan latihan produksi syuting video. Sasaran pemberitaannya adalah para suster senior yang sudah pensiun.

Dalam kesederhanaan para suster sepuh yang sudah pensiu itu,  ternyata mereka menyimpan sejuta talenta yang telah Tuhan berik kepada mereka. Jujur saya katakan,  ,ereka tidak pelit dan sabar untuk membimbing kami step by step untuk memahami apa yang sesungguhnya yang telah mereka geluti selama ini.

Kami didamingi Pak Pipit untuk membuat dokumentasi video singkat. Saya harus akui bahwa inilah hobi saya yakni membuat video dan foto-foto. Setiap momen yang kulewati selalu kuusahakan untuk diabadikan. Walaupun mungkin hanya sebatas senyum manis dari bibirku yang dihiasi dengan lesung pipiku. Sederhana tapi bisa membuat orang tersenyum.  Ada kalanya mereka komen. Tetapi itu bukan tujuanku,  intinya bisa menyemangati orang lain.

Bintang tamu

Belajar sambil mencoba itulah cara ketiga narasumber di atas mendampingi kami dalam program 2,5 hari dalam pelatihan literasi media.

Di sinilah saatnya kami benar-benar harus merealisasikan apa yang telah kami terima.Kami diajak untuk benar-benar merasakan dan melakukan seperti apa yang telah maupun sedang mereka alami.

Kami diberi kesempatan untuk wawancara dengan  lima ‘bintang tamu’ yang telah diundang secara khusus untuk melengkapi rangkaian acara kami. Kedatangan mereka tepat pada waktunya.

Sungguh luar biasa kelima ‘bintang tamu’ kami itu tampil dengan aura yang penuh kharisma.

Yang sungguh unik adalah mereka tinggal disatu ‘hotel’ yang sederhana, namun penuh dengan sejuta kasih yang tak pernah hilang. 

Kelima bintang tamu kami adalah sebagai berikut:

  • Sr. M. Kanisia SND, mantan Provisial SND.
  • Sr. M. YasintaSND,  mantan Dewan Jenderal SND.
  • Sr. M. Ignatia SND

Ketiganya sekarang tinggal di rumah lansia Wisma Hana.

  • Sr. Regina Maria SND, mantan ekonom provinsi.

Sr. Maria Yusta SND, pendamping para jompo di Panti Wredha Marganingsi.

Kelima suster kami sungguh mendukung rangkaian kegiatan yang telah kami rancang dalam kelompok masing-masing.

Lima kelompok

Kami dibagi menjadi lima kelompok.  Kelompok kami beranggotakan Sr. M. Anita SND, Sr. M. Paulina SND, dan SR. M. Edmunda SND dan yang menjadi bintang tamu kami adalah Sr. M. Yasinta, SND. 

Kelompok kami sangat kompak dan saling percaya. Bersama ‘bintang tamu’ kami Sr. M. Yasinta, SND, kami mewujudkan apa yang telah kami sepakati bersama untuk melihat kembali perjalanan panggilan beliau dan yang perluh kami telusuri mengapa suster tetap setiasampai sekarang.

Kuncinya hanya satu yaitu fokus dengan apa yang menjadi komitmen awal kita ketika melangkakan kaki masuk di biara SND. Komitmen itulah yang menjadi motivasi untuk berjuang bersama Dia dalam mewujudkanapa yang menjadi misi-Nya.

Mari mencoba dan jangan pernah takut salah ataupun takut ditertawakan. Jangan sia-siakan waktu yang terus berputar sesuai irama jarum jam. Marilah kita mengisi setiap waktu dengan terus mencoba dan mencoba. Yakni, dengan mencoba maka  kita  menunjukkan kesetiaan pada komitmen kita.

By Sr Maria Paulina SND

SHARE THIS ON: