Sudah lama Uskup Tanjungkarang (Lampung) meminta kongregasi SND untuk membuka karya baru di Wilayah Keuskupan ini. Pesan itu disampaikan oleh Romo Bambang kepada Sr Maria Martha. Namun baru pada tanggal 11 Januari 2017 Sr Maria Robertin, Sr Maria Martha dan Sr Maria Monika mengadakan observasi di kota gajah Lampung. Hari pertama berkunjung ke Keuskupan, para Suster menanyakan tentang kesungguhan tawaran Bapak Uskup dan melihat kemungkinan karya di sana. Kami diterima dengan ramah oleh Mgr Yohanes Harun Yuwono dan Romo Bambang. Sesudah itu kami menuju kerumah adik Sr Martha, Ibu Aloysia Yati & Bapak Markus. Malam hari kami terlibat dalam doa 1000 hari meninggalnya ayah Sr Martha, kami menyaksikan betapa guyup rukun persatuan umat disini. saya bertemu Romo Stefanus Widyantoro penanggung Jawab Majalah Keuskupan NUNCIUS, dan dalam perbincangan saya diminta menulis rubric BERHENTI SEJENAK untuk REFLEKSI pada Majalah itu yang terbit setiap bulan, gayungpun bersambut, dengan alasan, sebelum berkarya, setidaknya Suster SND sudah diketahui keberadaannya di keuskupan Tanjung Karang. Saya mulai mengisi majalah itu di bulan April, dan sudah melihat hasil tampilannya sangat memuaskan, disaat saya berkunjung ke sana untuk kedua kalinya.
Pagi hari tanggal 12 Januari 2017 kami observasi tempat berkunjung di Paroki Kota Gajah yang Asri, disambut ramah dengan Romo Frizt, kunjungan hanya sejenak, kami lanjutkan ke Paroki St Lidwina (Bandar Jaya), Lampung Selatan dimana kami diberitahu oleh Bapak Uskup bahwa tempat ini membutuhkan kehadiran kami, disamping itu juga karya merawat anak-anak DIFABEL yang dikelola oleh YAYASAN PELITA KASIH Keuskupan. Kami disambut ramah oleh Romo Agustinus Suranto, Pastur paroki dan Romo Thomas Jamlean serta Bp Naingolan Lambok, selaku ketua Yayasan Sekolah Yos Sudarso. Kami diajak melihat lokasi, sekolah TK, SD, SMP Yos Sudarso di Bandar Jaya dan Bekas SMA Yos Sudarso yang sekarang sebagian gedungnya disewa untuk STIKIP (Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan) sedang sebagian gedung dibiarkan tidak terawat.
Setelah kami observasi dan melihat situasi kemungkinan karya disana. Saya mulai menulis laporan dan menggambarkan situasi di Keuskupan Tanjung Karang, mengajukan permohonan kepada Sr Mary Kristin dan Sr Mary Sreeja untuk membuka karya baru. Permohonan kami diijinkan. Maka kami segera memberitahukan kepada Bapa Uskup. Beliau menindak lanjuti dan meminta kami untuk selalu berkomunikasi dengan Sekretarisnya. Akhirnya kami SND menerima panggilan untuk datang ke Keuskupan Tanjung Karang.
Tanggal 15 Mei 2017 kami bertiga (Sr Maria Martha, Sr. Maria Etha, Sr Maria Monika) berangkat ke Tanjung Karang Lampung, terbang 45 menit dan dijemput oleh Bapak Suyitno, menuju Wisma Albertus, Rumah Retret dan tempat penginapan. Sore hari jam 17.00 kami ke Keuskupan untuk tanda tangan kontrak. Bapak Uskup begitu kebapakan dan mengungkapkan dengan detail kerjasama dengan SND, kami dipercaya untuk mengelola Sekolah Yos Sudarso yang terdiri dari TK, SD, SMP, juga akan direnovasi Gedung bekas SMA Yos Sudarso untuk dijadikan asrama Puteri, kami juga ditawari untuk mengelola Yayasan Pelita Kasih yang mengurus anak-anak Difabel.
Dengan penuh harapan dan doa semoga karya baru di Keuskupan Tanjung Karang Lampung akan menghasilkan buah melimpah dan menjelmakan Spiritualitas Inkarnasi Kristus dan Bertumbuh menghasilkan relasi yang Berbuah dan menjadi Satu dalam Keragaman AMIN.
Oleh Sr. Maria Monika SND