News / Kegiatan Provinsi
23 Juli 2025

Retret Suster SND Gelombnag ke Dua :“Berjalan Bersama dalam Harapan Sinodalitas”
 

Di tengah suasana sejuk dan damai kota Pekalongan, para Suster berkumpul untuk menjalani retret gelombang kedua yang diselenggarakan pada 17 Juli sore hingga 23 Juli siang. Retret ini menjadi momen istimewa, karena secara khusus diperuntukkan bagi para suster lansia, namun juga diikuti oleh beberapa suster medior dan seorang suster yunior, dalam semangat Berjalan Bersama dalam Harapan Sinodalitas.

Hari pertama dibuka dengan sambutan hangat dan renungan singkat dari Sr. M. Robertin, SND selaku Provinsial SND Indonesia. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa momen retret ini adalah kesempatan berahmat untuk mengalami pembaruan pribadi dan kebersamaan dalam terang harapan. Setelah itu, para suster menerima berkat secara pribadi—sebuah tanda kesiapan hati untuk memasuki masa retret yang mendalam.

Malam harinya, setelah santap malam yang sederhana namun hangat, para suster mengikuti pertemuan perdana dengan Romo Simon, SVD sebagai pembimbing retret. Dalam pengantarnya, Romo Simon mengajak para suster untuk masuk ke dalam pengalaman rohani yang personal—merenungkan siapa diri mereka yang sesungguhnya: pribadi yang berbakat, juga yang terluka. Melalui refleksi mendalam tentang pengalaman pribadi dan spiritual, Romo Simon menekankan pentingnya membebaskan diri dari belenggu yang menghalangi rahmat Tuhan bekerja di hati. Semua ini dibingkai dalam misteri Paskah, sebuah undangan untuk mengalami kematian dan kebangkitan dalam Tuhan.

Hari kedua difokuskan pada warisan spiritual para pendiri kongregasi, khususnya Sr. M. Aloysia. Para suster diajak untuk menggali kembali sumber-sumber keutamaan pendiri, dan merenungkan bagaimana semangat itu masih relevan dan hidup dalam perjalanan panggilan mereka. Meskipun dalam perjalanan hidup membiara banyak tantangan yang dihadapi, semuanya menjadi proses pembentukan diri menuju pribadi baru yang lebih serupa dengan Kristus.

Hari ketiga membawa para suster pada permenungan mendalam tentang kaul kemiskinan. Dengan merefleksikan Inkarnasi Yesus dan semangat kenosis-Nya—pengosongan diri secara total—para suster diajak untuk kembali memahami panggilan untuk hidup sederhana, lepas bebas, dan mengandalkan Allah sepenuhnya, bukan kekuatan atau harta duniawi.

Pada hari keempat, tema retret berfokus pada kaul kemurnian. Romo Simon menyampaikan bahwa kemurnian bukanlah sekadar pantangan, tetapi pembebasan hati manusia agar semakin berkobar oleh cinta kasih Allah. Dalam kemurnian, para suster diundang untuk mencintai dengan kasih yang utuh dan menyeluruh, yang tidak mengandalkan kekuatan manusiawi, tetapi bertumpu pada anugerah Allah. Kaul kemurnian dipandang sebagai anugerah yang membahagiakan dan menyemarakkan hati.

Hari kelima menjadi momen refleksi tentang kaul ketaatan. Di sinilah para suster diajak untuk merenungkan dinamika cinta dan ketaatan yang dijalani dalam kehidupan religius, termasuk menghadapi berbagai krisis di setiap jenjang kehidupan: krisis awal, medior, hingga lansia. Romo Simon menekankan bahwa dalam semua tahap itu, sebagai biarawati, para suster tetap memiliki harkat sebagai wanita seutuhnya yang dipersembahkan bagi Allah. Semuanya berpulang pada panggilan “kembali ke Galilea”, tempat kasih mula-mula ditemukan.

Setiap hari selama retret, para suster juga menjalani bimbingan pribadi secara bergantian dengan Romo Simon, menjadi ruang intim untuk menggali kedalaman jiwa dan menyelaraskan kembali hidup dengan kehendak Allah.

Pada pagi hari tanggal 23 Juli, para suster menerima Sakramen Tobat sebagai persiapan untuk penutupan retret. Kemudian pada pukul 11.30, Misa penutupan dilaksanakan dengan suasana syukur dan damai. Dalam Misa tersebut, dua suster memberikan kesaksian: Sr. M. Veronika, SND mewakili generasi yunior, dan Sr. M. Rosaline, SND mewakili para suster lansia. Kesaksian mereka membawa inspirasi bagi semua yang hadir—tentang kesetiaan, harapan, dan pengalaman mendalam akan kasih Tuhan selama retret.

Setelah Misa, seluruh peserta berkumpul untuk foto bersama, disusul dengan santap siang penuh kehangatan. Sebagai ungkapan syukur dan terima kasih, para suster mempersembahkan lagu pujian yang berisi ucapan syukur untuk komunitas SND Pekalongan yang telah menjadi tuan rumah, serta untuk Romo Simon yang telah membimbing retret dengan penuh kasih.

Retret ini menjadi sebuah pengalaman rohani yang penuh rahmat—menguatkan persaudaraan, memperbarui semangat panggilan, dan meneguhkan harapan untuk terus berjalan bersama dalam sinodalitas. Dengan hati yang dibaharui, para suster kembali ke komunitas masing-masing, siap melanjutkan panggilan hidup bakti dengan sukacita dan cinta kasih.

by. Sr. M. Veronika, SND

SHARE THIS ON: