KARUNIA ZIARAH
Karunia Tuhan yang kuterima kusyukuri tiada henti. Betapa tidak, pada perayaan Panca Windu hidup membiaraku yang ke 40 saya mendapat hadiah dari keluargaku untuk ziarah. Semula kami akan ziarah ke Holy Land, saya sih sudah pernah kesana pada tahun 2010, inipun atas kebaikan budi seseorang yang tak mau disebutkan namanya, yang baru kukenal pada saat KEP ( Kursus Evangelisasi Pribadi). Hal ini kurasakan sebagai anugerah yang luar biasa. Kata dia : “ Dalam mimpi Yesus meminta supaya dia mengajakku. Jadilah waktu itu Bersama keluarganya kami ber tujuh berziarah ke Holy Land hingga Mesir. Peziarahan ini kuabadikan dalam buku “ Meniti Jejak Sang Kekasih Jiwa “ dan “ Menapak Jalan Tuhan”
Manusia boleh berencana namun Tuhan yang menentukan. Setelah berlama-lama menanti para peziarah lainnya pada suatu Tour, ternyata gagal karena situasi perang antara Israel dan Hamas. Maka alur ziarah diubah. Kami bertujuh juga memutuskan untuk ke Lourdes dan Roma. Dalam waktu singkat program yang dibuat oleh Ibu Agustina Magini ( pemilik Turisina tour ) akhirnya deal kami setujui.
Pada tanggal 23 Desember kami berangkat pkl 08.40 dari bandara Soekarno Hatta menuju Roma, dan transit di Doha dengan pesawat Qatar. Sementara Keponakan kami Olivia yang tinggal di Jerman telah tiba di Roma pada tanggal 21Desember dan menginap di daerah Castel Gandalfo ( Rumah Ibu Tina )
Rombongan kami tiba tanggal 23 Desember 2023 di Bandara FCO ( Leonardo da Vinci ) 19.50 waktu setempat, kami menunggu antrian immigrasi sampai 2 jam lebih, akhirnya bertemu dengan penjemput Ibu Tina, Ovi dan Mr Davide, langsung kami diantar ke “ Girisole Gueshouse “ yang dekat dengan Basilica Maria Magiore.
Minggu pagi menjelang Natal, kami dijemput oleh Bu Tina dan Romo Bayu mengawali ziarah kami berjalan kaki ke Basilica Prassede yang menyimpan banyak Sejarah kemartiran Umat Katolik perdana di Roma. Perjalanan dilanjutkan ke gereja Santo Alfonsus Liguori lanjut ke Basilica Maria Magiore, bahkan kami sempatkan untuk naik ke Copula ( bagian atas untuk melihat keindahan sekitar dan mempelajari Sejarah Basilica tersebut)
Siang itu kami bertemu para Romo, Sr Yolenta, dan para Bruder yang diundang untuk santap siang Bersama di Chinese Restoran ,betapa bahagianya kami bertemu orang-orang sebangsa dan se Tanah Air di kota Abadi Roma. Ternyata saat kami makan ada juga rombongan para peziarah dari Indonesia. Setelah makan siang kami ke tempat Gellato / Es Cream yang terkenal di Roma dan sudah ada sejak tahun 1880 setelah itu kami berfoto ria di Taman dekat kami tinggal dan istirahat untuk persiapan menyambut Natal.
Basilica Maria Magiore adalah Basilica yang untuk pertama kalinya memulai “ Merayakan Ekaristi di malam Natal “ betapa bahagianya kami bisa merayakan di basilica ini. Misa mulai pukul 22.00 waktu setempat dan kami hadir pukul 20.00 supaya dapat tempat duduk. Ternyata benar yang hadir Misa luar biasa sampai banyak yang berdiri di luar basilica. Natal kami rayakan dengan meriah meskipun dalam keadaan sederhana, kami masak nasi sendiri dan lauk siap saji yang kami bawa dari Indonesia.
Paginya pkl 09.00 kami telah dijemput 2 mobil yang disopiri oleh Mr Davide Magini ( suami Ibu Tina ) dan putranya Nicolas. Rombongan dibagi dua dan kami menikmati keindahan Roma dan siap untuk perjalanan panjang sejauh 365 km menuju “ Menara Pisa “ untuk ber FOTO ria, setelah itu perjalanan dilanjutkan ke Florence ( 86 km ) sesampai di Floren sore hari kami sempat melihat keindahan kota Lama dan Baru , lalu kami ke Hotel meletakkan barang-barang kami. Siap untuk makan malam dan menikmati Sejarah serta keindahan kota Florence dengan aneka lampu sorot modern yang bisa menghasilkan tulisan dan gambar warna-warni, kami berjalan 4 km namun tak terasa karena menikmati keindahan bangunan kuno dengan dihiasi lampu warna warni dan banyak orang yang menikmati malam itu.
Dini hari hari pkl 04.00 kami sudah siap terbang ke Toulose sampai pkl 07.40 sudah ada yang menjemput, perjalanan dilanjutkan dengan mobil menuju Lourdes. Puji Tuhan begitu kami datang ada perayaan Ekaristi dan kami mengikuti segala acara dan merekam keindahan dan keheningan tempat suci nan sacral tempat Bunda Maria menampakkan diri kepada Santa Bernadette Souberous.
Kami bermalam di Lourdes, paginya tanggal 27 Desember perjalanan dilanjutkan ke Bergamo, Milano sebagaimana ditempat lain kami juga berziarah ke gereja dan leisure menikmati keindahan malam di tempat ini di Milano ada Duomo Milano ( Basilica terbesar di Eropa dengan gaya Gothic)
Hari berikutnya tanggal 28 Desember ziarah ke Sanctuary Madonna di San Luca 222 km dari Milano di sini ada Lukisan Bunda Maria yang dilukis oleh St Lukas Rasul yang memberi banyak mukjizat, yang menarik bagi para peziarah gerejanya terletak diatas bukit, dilingkungi pemandangan nan indah dan ada gerbang teras nan indah sejauh 4 km yang menghubungkan pusat kota dan basilica jadi para peziarah terlindung dari panas dan hujan jika mulai peziarahan dari pusat kota atau sebaliknya.
Tanggal 29 Desember kami menempuh perjalanan ke San Marino 146 km dari Bologna, melewati daerah pegunungan nan indah menuju negara Republik tertua di dunia. Menurut tradisi, negara San Marino didirikan pada awal abad ke-4 M oleh St. Marinus, seorang Katolik mula-mula yang meninggalkan kota terdekat Rimini untuk menghindari penganiayaan agama saat itu. San Marino adalah negara mikro pegunungan yang dikelilingi oleh Italia tengah-utara. Salah satu republik tertua di dunia, negara ini masih mempertahankan sebagian besar arsitektur bersejarahnya.
Di lereng Monte Titano terdapat ibu kota, yang juga disebut San Marino, yang terkenal dengan kota tua berdinding abad pertengahan dan jalan berbatu yang sempit. Tiga Menara, benteng mirip kastil yang dibangun pada abad ke-11, terletak di puncak puncak Titano yang berdekatan terletak di sisi timur laut Pegunungan Apennine, San Marino adalah negara terkecil kelima di dunia. Di sini harga barang-barang sangat murah dibandingkan di negara Eropa lainnya karena tidak dikenakan pajak. Sehari cukup untuk melihat keindahan San Marino, kami menuju dan pulang dari sini dengan menggunakan Skylift.
Dari San Marino kami menuju ke Riccione Loreto dan San Giovanni Rotondo. Di Loreto kami mengunjungi Basilica Maria Magiore yang menyimpan “ Santa Casa “ Rumah Suci Bunda Maria, konon menurut kepercayaan para malaekat membawa Sebagian dinding rumah Bunda Maria di Nazareth ke Loretto, disini banyak sekali para peziarah dan terjadi banyak mujizat, saking banyaknya yang menyalakan lilin maka patung Bunda Maria disana berwarna hitam.
Dari Raccione peziarahan dilanjutkan ke San Giovanni Rotondo 118 km. di tempat ini kami menginap 3 hari 3 malam. Kota ini seolah milik Pater Pio karena ada basilica kecil yang antic dan Basilica yang besar dibangun dengan arsitektur modern, serta pusat biara Pater Pio. Kami Misa hari itu di basilica lama setelah Misa para peziarah masuk ke ruang dibawah tanah Di mana disemayamkan jenazah Pater Pio yang masih utuh, didalam peti kaca, seperti orang tidur saja.
Jika musim panas jenazah ini akan di letakkan di Basilica baru yang bisa manampung ribuan peziarah. Anugerah yang luar biasa bagi kami terutama bagiku diberi waktu cukup lama di kota ini.
Malam tahun Baru kami rayakan dengan kegembiraan dua keluarga.
Rasa Syukur atas segala anugerah Tuhan sungguh kami rasakan malam yang penuh kenangan.
Dari tempat ini kami juga sempatkan berkunjung ke Sint Michael Angelo, tempat Malaekat Agung St Michael menampakkan diri pada para gembala Ketika kota ini terjadi pandemi. Di tempat ini Pater Pio juga sering berziarah mohon perlindungan Santo Michael jika beliau digodai Setan. Pemandangan senja amat indah dan kami abadikan dengan berfoto ria.
Dari sini kami ke Castel del Monte, yang di akui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Dari tempat ini kami melanjutkan perjalanan 111 km ke Andria melihat keindahan Alberobello bangunan kuno yang punya cerita tersendiri dan kini menjadi warisan budaya yang diakui UNESCO. Peziarahan dilanjutkan ke Bari (165 km ) di kota pantai di Italia Selatan yang menyimpan gereja indah didalamnya terdapat makam St Nicholaus yang senantiasa mengeluarkan air dan diyakini memberi banyak mujizat. Perjalanan dilanjutkan menuju Roma 225 km kami melewati daerah pegunungan yang indah “ Rocca Colascio “ tempat untuk shooting Film : The Name of The Rose yang dibintangi oleh Sean Connery. Kami juga memburu kerinduan untuk melihat putihnya salju di sepanjang jalan melewati pegununggan “ Gran Sasso “ sampai di Roma sudah malam karena saat itu macet.
Kami masih punya waktu 1 minggu untuk keliling Roma, kesempatan terbaik untuk berkunjung ke Rumah Induk SND di Via Della Camiluccia, disambut oleh para suster dengan penuh keramahan dalam jamuan makan siang, di hari tepat Ulang Tahun Sr Marnia SND pada tgl 6 January 2024 dan keesokan harinya saya dapat undangan untuk Natalan Bersama dengan IRRIKA ( Ikantan Rohaniwan, Rohaniwati di Kota Abadi ) pertemuan itu dihadiri bapak duta dan kira-kira 300 biarawan/wati serta kaum awam Staf KBRI dan umat muslim yang sangat mendukung Kirah IRRIKA. Di negara asing yang jauh dari Tanah Air, kita dipersatukan sebagai saudara. Ceritaku sampai disini dulu ya yang lain menyusul tentu dengan peristiwa yang sangat menarik. Salam sehat dan doaku buat para pembaca.
Oleh Sr. Maria Monika SND