News / Kegiatan Komunitas
22 Juli 2020

Kasih SetiaMu  Telah Memanggilku

Betapa baiknya Tuhan yang mahabaik. Ia yang memanggilku, Ia juga yang menyempurnakanku dari segala kerapuhan dan kekuranganku. Ungkapan syukurku ini meluap ketika peristiwa penting yang boleh saya alami dalam hidupku yakni mengucapkan kaul kekal dalam kongregasi SND, ditengah situasi Negara dan dunia yang lagi gempar karena wabah virus Corona. Roncalli menjadi saksi akan peristiwa Agung yang boleh saya terima bersama teman saya Sr. M. Yanitha SND. Tepatnya pada tanggal 8 Juni 2020.

Untuk dapat sampai pada titik ini, saya mengalami pengalaman dan perjuangan melalui pembinaan di masa Yunior selama 7 tahun.  Dan masa tersiat selama 6 bulan. Masa tersiat ini lebih mematangkan diri saya untuk menjawab “Ya” kepada Tuhan dalam kongregasi SND. Pada tanggal 3 Januari kami memulai masa tersiat yang diawali dengan ibadat pembuka di Kapel Rumah Induk Pekalongan dan dihadiri oleh para suster dari komunitas Rumah Induk dan Komunitas St. Yoseph. Dengan dukungan para suster ini meneguhkan dan menguatkan Saya dan Sr Yanitha untuk memulai masa tersiat dengan penuh semangat dan gembira. 

 Pada tanggal 5 Januari sampai 22 Februari kami mengikuti kursus kaul kekal di Roncalli Salatiga bersama kongregasi lain yakni; yaitu  6 Suster CP,  3 Suster SMG,  1 Suster FIJM, 1 Bruder BM, 1 Bruder MTB dan 2 Bruder FIC.  Selamat kursus ini, kami didampingi oleh 4 Bruder FIC, Sr. M. Virgo SND dan juga Sr Yovani PI. Dalam kursus kaul kekal yang kami jalani selama satu setengah bulan ini, banyak hal yang kami dapatkan dari  para pembimbing sehingga  membantu saya dalam pengembangan hidup rohani. Kami juga mengikuti retret selama delapan hari dalam kursus tersebut. Kebersamaan dengan kongregasi lain menambah pengalaman, akan tetapi kami tetap membawa nilai-nilai SND dan semakin bangga menjadi Kongregasi SND.

Setelah menjalani kursus di Roncalli selama 50 hari,  Sr. M. Kristiana,  pembimbing yunior SND memberi jadwal untuk pelajaran bersama dengan Sr. M. Yasinta, Sr. Lina, dan  Sr. M. Kostka di Pekalongan serta lanjut menjalani masa live in di tempat yang sama, namun, rencana berubah sehingga kami tetap di komunitas Salatiga. Sr. Lina dan Sr. M. Kostka penuh cinta kasih datang ke Salatiga  untuk memberi pelajaran.  Selama di Komunitas pembinaan bersama dengan Sr. M. Graciela, Sr. M.  Caroline dan ketiga postulan semakin membawa saya merasakan kembali dasar pembinaan yang hening,  sehingga saya merasa bersyukur atas kehendak Tuhan yang diberikan kepada saya. Nyatalah bagi kami seperti yang dikatakan Tuhan dalam kitab Yesaya;  “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. ( Yes.55: 8-9).

      Mengakhiri masa tersiat, kami mengikuti retret agung yakni selama 40 hari di Roncalli, dan didampingi   oleh Sr. M Virgo SND. Wabah Virus Corona sempat membuatku ragu dan bertanya dalam hati, apakah memungkinkan bagi kami untuk menjalani retret agung di Roncalli, karena kota Salatiga masuk dalam zona merah akibat banyak orang yang terinfeksi virus Corona. Akan tetapi keraguanku sirna, karena Tuhan menjawab apa yang menjadi pertanyaan dalam lubuk hatiku yang palling dalam. Sehingga saya dan Sr. Yanitha boleh mengalami keheningan dalam doa, refleksi dan olah batin selama 40 hari di Roncalli. Salah satu hasil dari refleksiku ialah menemukan symbol jeruk. Sehingga saya menyemai biji jeruk dan dapat  tumbuh. Ketika  pengendapan, benih jeruk itu tumbuh hingga memiliki daun sebanyak 3 dan 4 yang menjadi kunci saya untuk  menerima cinta dari keluarga yang dipersatukan dengan semangat Tritunggal Maha Kudus.

     Setelah selesai masa pegendapan, pada tanggal 8 Juni 2020  pkl 11.00 wib, menjadi hari yang istimewa bagi Sr. M. Yanitha dan saya untuk mengungkapkan dengan lantang serah setia seumur hidup dalam kongregasi SND. Bersama kami dalam perayaan syukur ini juga ada pengikraran kaul pertama oleh kedua adik kami Sr. M. Immaculata dan Sr. M. Scholastika.   Dalam perayaan ini kami mengusung tema ”Kerajaan Allah adalah Muara Perziarahanku”. Tuhan menghendaki kami untuk merayakan kaul kekal dengan sangat sederhana dan penuh dengan keharuan yaitu di kapel Roncalli, yang di pimpin oleh Rm.  Aloysius Rinanta Hadiwardaya, MSF sebagai  Konselebran utama dan didampingi  Rm Paskalis SVD, RD Ricky, serta RD.  Fernando, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah SND, Kaul kekal kami tidak dihadapan Provinsial karena situasi Corona, sehingga diwakilkan oleh Sr. M. Virgo untuk menerima kaul-kaul kami. Meskipun peristiwa kaul kekal dan kaul pertama dilaksanakan secara sederhana dan tertutup, namun tidak mengurangi rasa syukur dan kesakralan upacara, sehingga semua dapat terlaksanan dengan penuh hikmat dan lancar. Beberapa pihak turut andil dalam upacara kudus ini yakni  Sr. M. Kristiana dan Sr.M. Graciela mengurusi segala keperluan kami, dan Sr. Caroline, 3 Postulan, 9 Bruder FIC serta Sr Yanti RSM serta 2 suster kongregasi lain  ikut serta dalam perayaan Ekaristi.  Perayaan Ekaristi terasa sangat cerah dengan langit yang begitu indah dan ajakan homili Romo sangat menyentuh kami untuk  menjadi pribadi yang setia.

 

Setelah perayaan Ekaristi selesai, kami langsung kembali ke komunitas rumah pembinaan postulant. Sesampai di Rumah pembinaan Sr. Graciela dan para postulan memberi kejutan kepada kami dengan menghias ruang rekreasi, menyiapkan pesta yang istimewa dengan lampu-lampu, hiburan komedi dari postulan, tarian dan nyanyian. Sungguh Yesus luar biasa memberi semua itu pada saya. Memang rasa sedih juga sempat singgah dihati, dimana dalam acara berbahagia ini tanpa orang tua, suster saudara, akan tetapi saya sungguh merasakan rasa syukur. Inilah kehendak Tuhan kepada saya yang menjadi doa saya selama masa tersiat. Saya berdoa untuk pasrah pada-Nya agar Tuhan memberikan yang terbaik bagi saya untuk hidup sederhana,  lepas bebas dan sukacita. Kasih Setia Tuhan telah mendampingiku dari awal perjalanan panggilanku hingga saat ini dan akan selalu mendampingiku hingga akhir hidupku.

Soli Deo                                                                                                             

 

by. Sr. M. Herlina SND

SHARE THIS ON: