News / Kegiatan Komunitas
29 Juni 2020

 

SYUKUR ATAS PANGGILAN TUHAN

Syukuri apa yang ada

Hidup adalah anugerah

Tetap jalani hidup ini

Melakukan yang terbaik

Syair lagu di atas sungguh hidup dalam diri saya dalam mengikuti panggilan Tuhan. Keindahan panggilan-Nya dapat saya rasakan lewat hidup bersama dan karya perutusan dalam suka dan duka. Tuhan memanggil orang yang dipilihNya dari  berbagai latarbelakang suku dan budaya dan dijadikan satu komunitas . Keberagaman itu menjadi indah dan luar biasa. Saya banyak belajar dari semua itu. Awalnya, memang tidak mudah.

Apa yang dulu saya impikan, bahwa suster itu suci dan baik, sungguh saya rasakan dan saya alami dalam hidup bersama. Saya dipanggil untuk hidup suci, meski banyak kelemahan dan kerapuhan. Kelemahan itu dikuatkan oleh cintaNya, dibentuk dan ditempa dari hari ke hari, dari tahun ke tahun melalui berbagai pengalaman dan peristiwa hidup. Tempaan itu memampukan dan membentuk saya. Dari pribadi yang terbatas menjadi pribadi yang tak terbatas karena kasih Allah yang tak terpahami. Tuhan selalu memberi pencerahan. Yesus bersabda, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”(Yohanes 15:5). 25 tahun telah ku lewati , saya menyadari bahwa proses itu sampai pada batas yang ditentukan.

Kekuatan batin dan sukacita mewarnai penyerahanku, seperti warna balon dan bola yang menghiasi kolam renang.  Keindahan itu saya rasakan bila saya sungguh bersatu dengan-Nya. Perayaan Ekaristi, sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus, dan doa-doa setiap hari merupakan kekuatan dan kegembiraan sejati. Jadi, jelaslah saya bangga menjadi SND, karena persatuanku dengan Tuhan yang mendalam dan nyata di dalam persaudaraan, meski tak luput dari tantangan. St. Paulus berkata, “Jika aku lemah, maka aku kuat.” Akhirnya saya sungguh merasakan betapa bahagia dalam menjalani panggilan ini dan selalu bersyukur atas rahmat panggilan yang Tuhan anugerahkan dalam hidupku, seperti syair lagu di atas,

Saya juga merasa sungguh bahagia, walaupun perayaannya sederhana, namun sungguh membahagiakan karena acaranya di kebun. Para suster di komunitas St. Rafael sangat mencintai saya dan berusaha menyenangkan saya dengan cara mereka. Ada yang membuat mei dari warna bit dan bunga teleng, menanam bunga sebagai dekorasi, ada yang pagi-pagi sudah goreng pisang dan ada yang buat puisi, lawak bahasa Jawa bersama karyawan, dan masih banyak kejutan yang luar biasa. Semoga sukacitaku menjadi sukacita kita semua. 

 

By Sr. M. Paula SND

 

                         

SHARE THIS ON: