News / Kegiatan Komunitas
16 April 2021

PENGALAMAN MELAYANI UMAT TUHAN

DI BUPUL, MERAUKE, PAPUA.

Dihari-hari raya besar di Keuskupan Merauke biasaya para biarawan-biarawati mendapat tawaran untuk melayani di Paroki pedalaman.

Saya diminta oleh Pastor Paroki Bupul untuk membantu beliau di beberapa stasi. Saya sangat bersyukur berterima kasih bisa mendapatkan kesempatan ini. Memang dalam pelayanan tersebut utuk mencapai umat yang ada distasi-stasi, sangat tidak mudah. Perjalanan tidak gampang walaupun sarana kendaraan tersedia, tetapi jalan tidak memungkinkan. Kita harus tempuh dengan jalan kaki, terutama berjalan dilumpur, karena kondisi jalan yang belum diaspal.

Hari Kamis pagi  Sr. Ancila, PBHK dan saya dijemput oleh pastor Paroki Revo Sulu, MSC untuk membantu di Parokinya selama Tri Hari Suci.  Dari Merauke perjalanan ke Paroki selama kurang lebih 3 setengah jam. Setelah sampai di Paroki, kami beristiraha sejenak dan lanjut ke stasi-stasi  dimana kami akan memimpin ibadat selama Trihari Suci. Perjalanan ke stasi kurang lebih 2 jam. Tibalah kami dalam keadaan sehat, dan tentu kebahagiaan membayar semua rasa lelah kami selama perjalanan. Rasanya tak sabar lagi menemui mereka yang akan kami layani.

Hari Kamis Putih

 Saya melayani di stasi Bupul 12, Perbatasan PNG. Perayaan mulai dari jam 4 sore sampai selesai. Di stasi ini banyak orang asli PNG dan Papua serta orang NTT yang bekerja di kelapa sawit.   Setelah selesai dari Bupul 12, saya pindah ke Bupul 7, perayaan misa seharusnya jam 8 malam, baru bisa mulai jam 10 malam, karena jalannya rusak, lumpur. Mobil harus ditarik Jonder. Ada rasa takut menyelimuti hati saya, namun kekuatan akan doa memampukan saya berpasrah pada-Nya.

 

Jumat Agung

Ibadat Jumat Agung pertama saya melayani di Bupul 8. Umat sekitar 20 orang. Sebelum upacara dimulai, kami sedikit latihan dan mempersiapkan upacara tersebut. Mereka semangat walaupun harus menunggu.  Selesai di Bupul 8, saya pindah ke Bupul 7. Disana kita mulai pada Pukul 3 siang. Umat lumayan banyak. Kebanyakan umat yang hadir adalah umat di kampong trans dan mereka yang bekerja di kelapa sawit. Sesudah di Bupul 7, Saya lanjut pelayanan di Bupul 9. Disini kita harus membantu umat untuk mempersiapkannya. Selesai upacara jam 7 malam dan pulang ke tempat penginapan, makan, mandi dan istirahat.

Sabtu Suci Perayaan di tiga  satasi.

Satasi pertama Bupul 12. Perayaan akan dimulai jam 4 sore. Saya bersama teman berangkat dari rumah jam 3 sore dengan mobil. Dalam perjalanan, mobil yang kami tumpangi itu kejebak dalam lupur. Kami berdua memutuskan untuk jalan kaki untuk meminta bantuaan umat menjemput kami dengan sepeda motor. Penderitaan kami menjadi sempurna, ketika diguyuri hujan deras. Tuhan sungguh mengerjain kami….. hahahaha...Dengan pakaian yang basah kami mengikuti perayaan Ekaristi, dari penyalaan lilin paskah sampai selesai misa. Selesai dari Bupul 12, saya pindah ke Bupul 9. Disini umat sudah menunggu, walaupun harusnya mulai jam 6 sore tapi kita baru tiba jam 8.30 malam.  Setelah selesai,  dari Bupul 9, kami harus pindah ke Bupul 7. Disini kami mulai upacara jam 10.30. sangat terlambat, tetapi umat masih setia menunggu. Selesai upacara jam 12.30 menjelang pagi.  Setelah itu kami ke tempat penginapan untuk  makan dan istirahat.

Hari Minggu Paskah

Minggu Paskah ada pelayanan di tiga tempat, Bupul 6, Bupul 7 dan Bupul 10.

Meskipun istirahat hanya sebentar, tetapi rasa cape kami dibayar dengan kasih Tuhan yng luar biasa. Kami boleh berjumpa dengan umat Allah. Minggu jam 8 pagi, kami ibadat di Bupul 6. Cuaca sangat mendukung, apalagi jalannya juga bagus. Saya diantar dengan mobil oleh umat.

 Ternyata  Tuhan hanya memberi saya kesempatan untu menikmati jalan yang bagus, karena ketika hampir tiba, ternyata kami menjumpai jalan yang rusak lagi. Lagi-lgi kendaran kami mogok. Saya pun diantar oleh seorang pria ke Gereja. Kedatangan saya memang terlambat, namun umat begitu sabar menunggu, sekitar 20 orang.

Selesai pelayanaan, saya pergi minum dan berbincang sedikit dengan salah satu keluarga disitu, dan saya diantar kembali ditempat dimana mobil sedang menunggu. Kami berangkat ke Bupul 7 dan mulai lagi dengan uacara paskah di Tempat ini. Umat begitu banyak karena banyak masyarakat dari NTT yang menjadi karyawan di kebun kelapa Sawit. Selesai ditempat ini kami pulang dan beristirahat.  Bersiap siap lagi untuk berangkat ke Bupul 10. Harusnya ada suster PBHK yang bertugas disini, tapi karena suster sudah kecapean dan merasa sakit, maka dia pulang ke kota Merauke, dan pastor paroki meminta saya untuk menggantikannya. Stasi yang terakhir, saya berangkat diantar umat dari bupul 7.  Umat begitu banyak yang datang. Kita muali ibadah. Hosti Habis dan mereka menerima komuni rohani / /batin saja, dan mereka sangat percaya dan senang. Selesai upacara kami masih ngobrol sedikit dengan umat dan saya di jemput kembali ketempat penginapan.

 

Dihari-hari raya besar di Keuskupan Merauke biasaya para biarawan-biarawat I mendapat tawaran untuk melayani di Paroki pedalaman.

Saya diminta oleh Pastor Paroki Bupul untuk membantu beliau di beberapa stasi. Saya sangat bersyukur berterima kasih bisa mendapatkan kesempatan ini. Memang dalam pelayanan tersebut utuk mencapai umat yang ada distasi-stasi, sangat tidak mudah. Perjalanan tidak gampang walaupun sarana kendaraan tersedia, tetapi jalan tidak memungkinkan. Kita harus tempuh dengan jalan kaki, terutama berjalan dilumpur, karena kondisi jalan yang belum diaspal.

Situasi cuaca dan kondisi jalan yang tidak bersahabat, maka saya harus menjaga stamina tubuh, makan yang sehat, berjiwa semangat, sederhana, berani,  gembira dan sukacita. Itulah Vitamin yang harus kita bawa setiap saat dalam mewartakan Kristus dimama kita berada, dan bisa mengatakan: Soli Deo

 

by. Sr. M. Elisa SND

 

 

 

 

 

 

SHARE THIS ON: