News / Kegiatan Provinsi
16 September 2019

IN MEMORIAM SR MARIA  TEKLA SND

Sr Maria  Tekla menghadap Tuhan pada tanggal 13 September 2019 pukul 23.00 di rumah sakit Budi Rahayu Pekalongan. Dan beliau dimakamkan pada tanggal 15 September 2019 di Pemakanan Suster-suster SND setelah misa requem yang dipimpin oleh Rm Ngarlan, Pr.

Banyak sekali pelayat yang datang dari luar Pekalongan, segenap keluarga, kenalan dan mantan murid-murid beliau ketika menjadi kepala sekolah maupun guru di SMP Pius Pekalongan maupun di SMA Notre Dame dan SMA Ricci Jakarta.

Berikut ini adalah rangkuman riwayat singkat beliau yang di bacakan dalam misa requem.

Beliau lahir pada tanggal 03 Februari 1943 dari pasangan Thio Boen Kiat dan  Saidah di Pemalang yang diberi nama  Kurniati , sebagai anak pertama  dari 6  bersaudara. Beliau dipermandikan dan menerima sakramen penguatan pada tanggal 28 Maret 1964 di Gereja St.Petrus Pekalongan dengan nama Maria Theresia Aloysia.

Panggilan Tuhan menyentuh hati dan menghantarnya masuk biara Kongregasi SND di Pekalongan pada tanggal 27 Februari 1966 dan menerima busana biara sebagai Suster SND dengan nama Suster Maria Tekla pada tanggal 04 Januari 1967 dan mengucapkan kaul pertama 2 tahun kemudian. Dan mengucapkan kaul kekal pada tanggal 20 Juni 1976 dan pada tanggal 04 Januari 2019 yang lalu berliau merayakan pesta emas (50 tahun) hidup membiara.

Sr. Maria Tekla SND menyelesaikan pendidikan S1 di Indonesia, S2 di Kentucky USA dan S3 di Filipina. Selain berkarya di dunia pendidikan Sr Maria Tekla juga pernah menjadi provincial suster-suster SND. Beliau di kenal sebagai pribadi yang Setia pendoa, disiplin, taat dan tidak kenal menyerah. Beliau juga seorang yang visioner dan berani dalam membuka karya-karya baru.

Dalam sambutan penutupan misa requem Sr Maria Monika selaku provincial SND mengatakan bahwa “bersama beliau tidak hari tanpa menangis, karena beliau ingin semua suster SND pintar seperti beliau. Beiau seorang yang visioner, yang bisa bergaul dengan segala golongan, mulai dari tukang becak sampai konglomerat. Sekolah Notre Dame di Jakarta ada karena jasa beliau. Dalam menjalankan  tugas saya sekarang saya merasa disiapkan oleh beliau. Dan beliau selalu berpesan jangan sampai melupakan orang miskin karena itulah semangat pendiri kongregasi.”   

SHARE THIS ON: