Maria Teladan Hidup para Suster Notre Dame
Tanggal 26 April merupakan hari yang istimewa bagi para Suster SND Provinsi Indonesia dalam merayakan pesta Pelindung Provinsi “Bunda Penasihat Yang Baik.” Untuk menyambut pesta pelindung, para suster melewatinya dengan novena selama sembilan hari. Dalam novena para suster diberi kesempatan untuk merefleksikan bagaimana secara pribadi melibatkan Maria dalam setiap perjalanan panggilan dan perutusan serta mengupayakan “Kantong Kulit Baru” supaya dapat mengisi dengan dengan “Anggur Baru Kasih dan Kebaikan Tuhan.”
Maria adalah perempuan yang kuat, yang berkata “YA”. Maria adalah penjaga agung dari sebuah harapan. Darinya kita belajar mengatakan “YA”, untuk kesabaran dan kreativitas yang kokoh (novena). Maria adalah murid pertama yang setia kepada Yesus. Jika seandainya kita dapat bertemu secara fisik, mungkin kita boleh bertanya kepadanya: bagaimana rasanya menjadi murid Yesus atau sebaliknya bagaimana rasanya menjadi ibu Yesus yang terus menerus berjuang mengalahkan keinginan sendiri dan mengikuti kehendak Tuhan? Tentu jawaban Maria pasti sesuai dengan situasi batin ataupun situasi alam saat ini. Dalam situasi Pandemi Covid-19 menjadi kesempatan bagi kita untuk belajar dari sikap Maria untuk dapat memahami orang lain, seperti yang ia lakukan ketika pernikahan di Kanaan. Kita belajar untuk menabur kebaikan, menyiram kasih dan waktu kepada sesama yang sungguh membutuhkan.
Kesetiaan Maria juga menjadi model bagi keenam yunior yang hari ini membaharuai kaulnya di komunitas masing-masing. Sr. M. Benedikta SND, Sr. M. Helena SND, Sr. M. Edmunda SND, Sr. M. Clarisa SND, Sr. M. Caroline SND dan Sr. M. Veronika SND. Para suster membaharui kaul dengan situasi yang berbeda-beda; ada yang misa dengan Romo, ada juga hanya lewat live streaming, secara khusus Sr. M. Edmunda di siarkan secara langsung lewat live streaming Gereja Paroki St. Petrus dan Paulus Rembang. Ini semua merupakan kebaikan dari Tuhan kita yang mahabaik untuk memberi kesaksian dan memperkenalkan tentang Kongregasi SND, putri-putri Sr. M. Aloysia Wobring dan Sr. M. Ignatia. Warna-warni perasaan dan situasi para suster yunior justru menjadi mutiara yang bermakna dalam merefleksikn panggilan hidup mereka untuk terus setia seperti Maria. Maria adalah Puisi terindah, yang tak pernah kehabisan kata untuk mengungkapkan tentang pribadinya yang unik dan luar biasa. Dalam doa Salam Maria kita semakin mengenal siapa diri Maria yang sesungguhnya.
