Lokasi / Keuskupan Guimaras / Biara Aloysia
Biara Aloysia
Paroki Sibunag - Guimaras - Filipina
ANGGOTA KEGIATAN
SEJARAH

Misi Philipina mencetak sejarah penting dalam sejarah Kongregasi Suster-Suster Notre Dame yang pada HARI JADI KONGREGASI 1 Oktober 2000 telah genap 150 tahun. Melalui misi Philipina, kongregasi menunjukkan kemampuan anggota SND dalam peningkatan kualitas dan kuantitas untuk melayani masyarakat di seluruh dunia.

 

Berdasarkan semangat dan karisma pendiri kongregasi SND serta komitmen bersama yang tertuang dalam kapitel umum tahun 1998 : “… memperhatikan dan setia kawan terhadap kaum miskin dan tersingkir.”SND Provinsi Indonesia ingin lebih menghadirkan diri kepada masyarakat miskin tanpa pandang suku, bangsa dan negara.

 

Misi Filipina berawal dari perkenalan antara Sr M Tekla dengan Vicar Manila, Msgr Josefino Ramirez, HP pada awal tahun 2000. Msgr Josefino Ramirez, HP menawarkan karya baru di sebuah provinsi baru, yaitu Pulau Guimaras. Kondisi masyarakat di Pulau Guimaras sangat miskin dan membutuhkan pemeliharaan kesehatan.

 

Ketika Provincial Indonesia Sr. M Yosefa berkunjung ke Manila, Sr.M.Tekla lalu menyampaikan tawaran tersebut. Sr. M Yosefa kemudian berbicara dengan Msgr. J. Ramirez tentang tawaran karya di Pulau Guimaras. Pada akhir pembicaraan, Sr M Yosefa meminta Msgr. J. Ramirez untuk melayangkan surat undangan secara tertulis kepada Kongregasi SND di Roma dan Indonesia.

 

Maka terjalinlah komunikasi antara kongregasi dan Msgr Ramirez. Kongregasi SND terbuka dan menerima tawaran tersebut. Sr Mary Sujita selaku superior general meminta Sr M Yosefa untuk mengadakan kunjungan dan observasi situasi ke wilayah yang akan ditawarkan. Pada bulan April, kongregasi mengirim Sr Frances Murray  dan Sr M Yosefa untuk memastikan lokasi, karya, dan kehidupan para suster yang dituangkan dalam perjanjian kerja antara  Kongregasi, Msgr J Ramirez, dan Keuskupan Jaro.

 

Kongregasi SND kemudian menempati rumah kontrakan di Alibhon, Pulau Guimaras. Rumah milik Mrs.Lea Masculina tersebut mereka tinggali hingga mendapatkan lokasi untuk pendirian biara. Kapan biara milik SND ini akan berdiri?  …TUHAN AKAN MENYEDIAKAN  SEGALANYA!

 

Pada 22 September 2000, misionaris kelompok pertama mulai berangkat. Misionaris yang terdiri dari Sr Maria Terisia dan Sr M. Nikoline dilepas dengan perayaan ekaristi  yang dipimpin oleh Mgr. Yulianus Kema  Sunarko, SJ. Upacara pelepasan tersebut  bertepatan waktu dengan perayaan Hari Jadi Kongregasi ke-150 tahun.

 

Kedua misionaris berangkat ke Manila dengan diantar oleh Sr M.Yosefa pada 29 September 2000. Sehari setelahnya, mereka tiba di Manila  dan bertemu dengan Sr Mary Nino, seorang warga Filipina dari Kongregasi SND Provinsi Chardon yang selanjutnya bergabung di Misi Philippines. Pada hari yang sama, mereka bergabung dengan Msgr.J.Ramirez, Sr. M Tekla, Sr Teresia Displ, para misionaris, dan Sr. M. Yosefa untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Iloilo City yang merupakan tempat tujuan misi.

 

Rombongan tiba di Iloilo City sekitar  pukul 09.00 dan langsung menuju pelabuhan. Mereka lalu beralih ke transportasi laut dengan pump boat. Setelah perjalanan sekitar 20 menit, rombongan tiba di Pulau Guimaras dan harus melanjutkan perjalanan darat dengan mobil sekitar 30 menit sebelum tiba  di rumah pertama di Alibhon. Kehadiran mereka diawali dengan perayaan misa, pemberkatan rumah, kemudian makan siang bersama dengan  keluarga Lea Masculino.

 

Pada 23 November 2000, Sr M Kanisia menyusul untuk memperkuat komunitas sebagai Pemimpin Komunitas. Lengkaplah sudah  para perintis misi yaitu: Sr M Kanisia, Sr.M.Nino, Sr M Terisia, dan Sr M Nikoline. Archbishop N Angel Lagdameo, DD memberkati sekali lagi biara yang kemudian diberi nama Maria Aloysia pada 25 November  2000.

 

Maka dimulailah misi yang  mengambil motto, “COME & SEE ” atau “datang, melihat, mencari, mengenal, menyesuaikan, dan berbuat sesuatu “. Demikian yang dilakukan oleh para suster pertama  dari  hari ke hari.  Mereka mulai belajar tentang  apa yang dimaksud dengan misi dan misionaris dari seorang imam SVD. Selain itu, mereka juga belajar bahasa Illongo.

 

Kongregasi Hijas Jesus banyak menolong para suster. Selanjutnya, Sr Suza  memperkenalkan Kongregasi SND kepada keluarga donator Lermy Molina. Keluarga itulah yang memberikan  tanah  di Sabang Sibunag  seluas 3 hektar untuk membuka karya Kongregasi SND. Kemudian para suster mengadakan survei lokasi serta penyesuaian dengan kebutuhan.

 

Dalam tahun–tahun awal, di lokasi tanah tersebut didirikan rumah bambu untuk menampung anak-anak yang ingin belajar. Kemudian proses pembangunan biara yang membutuhkan waktu hingga tujuh bulan pun dimulai.

 

Pada 07 Oktober 2003, Archbishop N.Angel Lagdameo, DD meresmikan dan memberkati  biara. Peresmian biara tersebut juga dihadiri oleh Sr Mary Sujita  dan Sr Maria Yosefa serta Sr M Elisa yang kemudian mengganti Sr.Maria Kanisia. Puji syukur kepada Tuhan, kami telah memiliki biara sendiri.

 

Karya Sr. Maria Aloysia khususnya dibidang pendidikan mulai dikenal oleh masyarakat di Sibunag. Seiring penerimaan siswa baru tiap tahun, rumah bamboo tersebut tak lagi mencukupi. Maka dibangunlah gedung sekolah NDA (Notre Dame Academy) yang terdiri dari enam kelas.

 

Disamping itu, pelayanan para suster pun berupa karya berbagi makanan dengan mereka yang kelaparan baik orang tua maupun siswa, memberi obat-obatan antara lain virgin coconut oil,  dan memperkenalkan obat alam kepada masyarakat atau tetangga. Tiap anggota komunitas yang terdiri dari Sr M Elisa, Sr M Valeria, dan Sr M.Nikoline bersama-sama semaksimal mungkin mengembangkan karya misi dengan penuh ketabahan dan percaya kepada Dia. 

 

Meski lokaksi pelayanan tersebut terpencil, para siswa datang untuk belajar dengan harapan mendapatkan pendidikan yang baik. Sejak  tahun 2005, NDA dan para suster mempunyai hubungan baik dengan pemerintah setempat maupun paroki. Disamping kegiatan belajar mengajar, mereka berpartisiasi di kegiatan luar sekolah. Jumlah siswa hingga tahun 2008/2009 adalah sekitar 72 anak  di jenjang TK dan SD .

 

Sebanyak 70 persen dari anak-anak tersebut tidak sanggup membayar uang sekolah penuh. Padahal kami mempunyai  enam guru Filipino yang perlu digaji setiap dua pecan sekali. Inilah tantangan kami dalam melayani orang kecil dan terlantar. Melalui keprihatinan dan doa-doa kami, munculah donator-donatur dari dalam maupun luar negeri yang membuka hati untuk anak-anak kami. 

 

Karya di Iloilo yang menjadi bagian dari Convent Maria Aloysia mulai 01 Oktober 2012 terpisah dari Convent Maria Aloysia.

 

Maju perlahan–lahan, tetapi pasti ! “GOD WILL PROVIDE OUR NEEDS  ALWAYS! “

 

Inilah sejarah singkat “ MARIA ALOYSIA CONVENT “ GUIMARAS PHILIPINNES, bila anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang kami , silakan hubungi :

 

 

Sisters of Notre Dame

Convent Maria Aloysia

Sabang, Sibunag Guimaras

5047  Philippines

CP. 00639209175881